Situbondo,- Owner Balad Grup, Santri Grup, Raja Tambang Nusantara, Nelayan Nusantara, HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawy KP. Krendo Panulahar Kanjeng Edo Yudha yang akrab disapa Jhi Lilur bersama Dirut. Bandar Laut Dunia Grup sedang berada di Hanoi Vietnam dalam rangka untuk menuntaskan Izin Budidaya Lobster yang ada di Luar Negeri (Vietnam) yaitu DOF MAE - Departement of Fisheries Ministry Agriculture Environment Vietnam.
Menurut Jhi Lilur, seperti kita ketahui bahwa Kepmen. KKP No. 7 Tahun 2024 memutuskan ada dua jenis budidaya lobster, yakni budidaya di dalam negeri dan budidaya di Luar negeri.
Sedangkan Bandar Laut Dunia Grup saat ini sedang berbudidaya Lobster di Dalam Negeri dan menyiapkan diri bersama mitra kerjasamanya - Joint Venturenya untuk berbudidaya Lobster di Luar Negeri yaitu di negara Vietnam. Sementara syarat untuk berbudidaya di Luar Negeri itu adalah harus berbudidaya di Dalam Negeri.
"Syarat volume besar berbudidaya di Luar Negeri adalah melakukan Budidaya dengan Volume Besar di Dalam Negeri. Oleh karena itulah Bandar Laut Dunia Grup akan berbudidaya tidak hanya di 4 Teluk melainkan langsung berbudidaya di 16 Teluk di Gugusan Teluk Kangean Sumenep Jawa Timur Indonesia dengan Total Luas Teluk sebesar 8.800 Hektar," ujarnya.
Menurut Jhi Lilur, estimasi tuntasnya perizinan budidaya di Luar Negeri di Vietnam milik Bandar Laut Dunia Grup bersama 4 JV-nya Insya Allah adalah pada Minggu Pertama bulan Juli 2025.
" Jadi tuntasnya Perizinan Budidaya di Vietnam ini, para Direksi Bandar Laut Dunia Grup harus fokus memusatkan perhatian demi melengkapi persyaratan, agar bisa segera mengajukan Izin Budidaya Lobster di Luar Negeri ke Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia - Dit. Jend. PB KKP RI," bebernya.
Jadi kata Jhi Lilur, pemusatan perhatian demi tuntasnya Perizinan Budidaya Lobster di Luar Negeri dari Dit. Jend. PB KKP RI setelah tunainya Perizinan Budidaya Lobster dari DOF MAE Vietnam, sehingga membuat Agenda Anjangsana Usaha ke China ditunda selama tiga minggu.
"Agenda Anjangsana Usaha ke China semestinya dilakukan pada tanggal 3 Juli 2025 ditunda pada tanggal 24 Juli 2025 yang akan datang," imbuhnya.
Lebih lanjut Jhi Lilur menjelaskan adapun agenda anjangsana usaha ke China meliputi Dua Kegiatan yaitu survei budidaya Teripang di Dua Provinsi di China, yakni Provinsi Shandong di China Utara dan Provinsi Fujian di China Selatan.
" Jadi mitra usaha Bandar Laut Dunia Grup di China sudah menyiapkan Jadwal Anjangsananya, namun terpaksa BALAD GRUP menunda acara tersebut, karena masih menuntaskan Perizinan Budidaya Lobster di Luar Negeri, dan ini menjadi Prioritas Utama," tegasnya.
Selain itu, tegas Jhi Lilur juga melakukan survei mesin produksi tambang, sebab Direksi Bandar Laut Dunia Grup adalah juga sebagai Direksi di dua induk perusahaan Tambang, Sarana Nata Tambang Lestari Grup - Santri Grup dan Bandar Indonesia Grup - BIG.
" Dua induk perusahaan ini memiliki Puluhan Blok Tambang Silika di beberapa Provinsi di Indonesia, yakni di Jawa Timur,Bangka Belitung, Lampung dan Kalteng. Dua Induk Perusahaan Tambang tersebut sedang menyiapkan diri untuk menjadi pemasok pasir Silika buat Dua Perusahaan Raksasa Dunia yang kegiatannya ada di JIIPE Gresik Jawa Timur: Smelter Freeport dan Pabrik Kaca Xinyi," tegas Jhi Lilur
Guna memenuhi Standar Kualitas Pasir Silika Smelter Freeport dan Pabrik Kaca Xinyi di JIIPE Gresik, sambung Jhi Lilur, Dua Induk Perusahaan yang memiliki puluhan tambang Pasir Silika tersebut sudah menjalin Komunikasi dengan Pabrikan Mesin Pasir Silika di China.
" Jadi selain mesin Produksi Pasir Silika, Bandar Indonesia Grup dan Santri Grup juga akan membeli Mesin Produksi Timah dan Zirkon untuk ditempatkan di Provinsi Bangka Belitung. Mitra Usaha di China - Pabrikan di China juga sudah mengatur jadwal Anjangsananya, namun terbitnya Izin Budidaya di Luar Negeri (Vietnam) membuat agenda anjangsana usaha ke China ditunda dari Awal Bulan menjadi Akhir Bulan di Bulan Juli 2025," bebernya.
Hal ini terjadi karena seluruh Direksi Bandar Laut Dunia Grup yang juga menjadi Direksi di Bandar Indonesia Grup dan Santri Grup, lebih memilih memusatkan perhatiannya untuk menyempurnakan perizinan budidaya lobster diluar negeri," pungkasnya.