Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Pasang Iklan - Isu Global

Iklan

Pasang Iklan - Isu Global

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Saat Survei Lokasi Tiga Konsesi Tambang, Jih Lilur Temukan Fakta Potensi Dolomit yang Dahsyat

Rabu, 27 Agustus 2025 | 27.8.25 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-27T02:00:36Z



Situbondo,Isuglogal- Berawal dari meninjau tiga konsesi tambang dan tiga lokasi calon pabrik ke Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy menemukan fakta balik gemerlap bisnis mineral strategis dolomit bahwa tersimpan praktik curang yang merugikan negara hingga triliunan rupiah. 


HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy mengatakan bahwa pihaknya menemukan, temuan membuka tabir besar yang selama ini tertutup.

"Kami mendapati fakta mencengangkan: deposit dolomit di wilayah ini mencapai ratusan juta ton, dengan kedalaman rata-rata 50 meter. Tetapi, ada yang lebih mengejutkan, 12 pabrik dolomit ilegal berdiri kokoh dan berjalan tanpa izin, menggunakan bahan baku dari tambang ilegal,” ujar HRM Khalilur R Abdullah Sahlawiy, Rabu (27/08/2025).


Lebih lanjut, pihaknya menduga praktek tersebut itu sudah berjalan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. “Mereka beroperasi seolah-olah legal, padahal tidak punya tambang sendiri. Ironisnya, pasar mereka adalah Kementerian Pertanian dan jutaan hektare perkebunan sawit. Artinya, suplai dolomit ilegal ini masuk langsung ke rantai pasok nasional,” Imbuhnya.


Saat ditemukan fakta bersama timnya itu ditemukan bahwa dolomit menjadi bahan penting untuk pertanian, perkebunan, dan industri strategis. Harga jualnya di pasar mencapai Rp600 ribu per ton, sementara biaya produksi sekitar Rp250 ribu. Margin bersih Rp350 ribu per ton membuat dolomit jadi incaran para pemain besar—dan juga mafia. Dengan estimasi kebutuhan jutaan ton per tahun, potensi keuntungan bisnis ini bisa mencapai triliunan rupiah.

"Kalau satu pabrik besar memproduksi 1 juta ton per bulan, omzetnya Rp600 miliar per bulan. Ini lebih dahsyat daripada batubara, yang marginnya hanya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per ton. Tetapi yang terjadi, pabrik ilegal justru mendominasi pasar,” terang Jih Lilur sapaan akrabnya.


Oleh karena itu, pihaknya menduga lemahnya pengawasan sebagai akar masalah. 

“Kementerian Pertanian harus introspeksi. Bagaimana bisa suplai untuk program nasional diserahkan ke pabrik ilegal? Ini sudah jadi sindikat besar. Mafia dolomit bermain rapi dengan dukungan jaringan yang kuat,” sampainya.


Sehingga pihaknya mendesak agar aparat penegak hukum segera melakukan penegakan cepat.

“Saya minta Polri, Kejaksaan, dan KPK turun tangan. Jangan biarkan sumber daya alam kita jadi bancakan para mafia. Kalau semua ilegal ini diberantas, Indonesia punya saya sebagai satu-satunya pemilik tambang dolomit legal yang siap memenuhi kebutuhan nasional secara transparan,” tegasnya.


Selain itu, dalam penelusurannya, Jih Lilur bersama timnya bahwa suplai ilegal ini tidak hanya menguasai pasar pertanian, tetapi juga masuk ke proyek-proyek pemerintah.

"Negeri ini kaya, tapi rakyatnya miskin karena dibiarkan dikuasai mafia. Dolomit bisa jadi komoditas penyelamat ekonomi, tapi selama mafia dibiarkan, negara rugi triliunan,” pungkasnya.



×
Berita Terbaru Update